Di Bulan suci Ramadhan ada seorang ayah yang mengajak anaknya berziarah ke makam datuk dan neneknya. Setelah berziarah ke makam datuk dan neneknya sang ayah menghampiri makam yang lainnya. Mengetahui hal itu si anak bertanya, 'Makam siapakah ayah?'
'Ini makam gurunya ayah,' jawab sang ayah.
'Apakah guru ayah waktu sekolah dulu? tanya anaknya.
'Bukan,' jawab sang ayah.
'Terus guru waktu ayah dimana?' tanya anaknya kembali.
'Guru kehidupannya ayah. Dulu sewaktu ayah masih muda, orang ini mengancam akan membunuh ayah, karena ayah ketakutan, ayah berlindung kepada Alloh SWT. Ayah menjadi rajin beribadah memohon perlindunganNya. Bukankah pengancam ini telah menjadi gurunya ayah?' jawab sang ayah.
Kebaikan adalah guru, keburukan juga guru. Pujian adalah guru, makian juga guru. Penghargaan adalah guru, ancaman juga guru. Apapun yang hadir di dalam hidup kita adalah guru kehidupan bila kita mampu memetik pelajaran dari setiap peristiwa yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari.
Namun seringkali pujian, perhargaan, kebaikan membuat kita menjadi lupa daratan, sementara sakit, makian, ancaman, keburukan menjadikan kita lebih mendekatkan diri kepadaNya. Begitulah cara Alloh SWT agar kita selalu ingat kepadaNya. Tujuannya cuman satu, agar kita bertaqwa kepada Alloh SWT.